Pesona Wisata Candi Borobudur yang Tak Akan Pudar Sepanjang Masa - dipastoria.com

Breaking

logo

Pesona Wisata Candi Borobudur yang Tak Akan Pudar Sepanjang Masa

Pesona Wisata Candi Borobudur yang Tak Akan Pudar Sepanjang Masa


Candi BorobudurVia Borobudurpark.co.id

Candi Borobudur dibangun di atas bukit dengan bentuk piramida berundak dan terbuat dari batuan andesit yang berjumlah lebih dari 2.000.000 blok. Jika diperhatikan dari kejauhan candi Borobudur terlihat seperti sebuah stupa, namun jika diperhatikan dari dekat maka akan terlihat dua bentuk objek atau sebuah bangunan. Bagian atas berbentuk stupa yang beralaskan 3 (tiga) teras berbentuk lingkaran merupakan gaya arsitektur India, sedangkan bagian bawahnya berbentuk polygon merupakan gaya arsitektur Jawa. Kedua bagian ini merupakan satu kesatuan dan semua bagiannya menyerupai sebuah stupa.

Stupa candi Borobudur mengadopsi konsep Budha yang merupakan refleksi dari alam semesta. Candi Borobudur sama sekali tidak memiliki ruangan berongga di dalam bangunannya. Untuk memahamicerita yang terpahat di candi Borobudur harus berjalan searah jarum jam yang disebut ‘pradaksina. Dalam ajaran agama Budha pradaksina berarti menghormati roh-roh suci yang berada di candi.

Candi Borobudur terbagi menjadi 3 (tiga) bagian:
 
Bagian pertama disebut Kamadhatu yang melambangkan kehidupan duniawi dan manusia yang bisa mengekang hawa napsunya yang disimbolkan oleh bagian pondasi.

Bagian kedua disebut Rupadhatu, yangmelambangkan kehidupan manusia yang bisa mengekang hawa napsunya tetapi masih terikat oleh bentuk dan wujud

Bagian ketiga disebut Arupadhatu, yang melambangkan nirwana yang disimbolkan oleh 3 (tiga) teras yang berbentuk lingkaran.
Bagian Candi Borobudur Via Borobudurpark.co.id

Pemugaran Candi
Akibat dari bencana alam antara abad ke-12 sampai dengan ke-1 pusat kekuasaan kerajaan Jawa dipindahkan kea rah timur pulau Jawa dan pada saat itu juga Candi Borobudur mulai ditinggalkan. Alas an pemindahan kekuasaan tersebut tidak diketahui, namun diperkirakan karena adanya erupsi gunung berapi dan masyarakat bergerak menjauhi erupsi tersebut.

Ditemukan sebuah manuskrip yang mengisahkan tentang kembalinya orang-orang Jawa ke candi Borobudur pada abad ke-18. Pada tahun 1814 seorang Gubernur Jendral Inggris yang memerintah dii Jawa pada saat itu, Sir Stamford Raffles memerintahkan untuk mengidentifikasi candi Borobudur dan melakukan upaya perawatan.

Pada tahun 1815 Rafles memerintahkan 200 pekerja selama 45 hari untuk membersihkan candi dengan cara menebang pohon-pohon yang tumbuh di sekitar candi serta mengeruk tanah dan debu yang mengotori candi. Banyak area disekitar candi yan mengalami penurunan level permukaan tanah.
Kegiatan pembersihan terus berlanjut dibarengi dengan upaya dokumetasi dan interpretasi relief. Berkat kerja keras Ljzerman pada tahun 1855, relief yang tesembunyi di bagian bawah candi berhasill ditemukan. Relief tersebut juga mengandung penjelasan yang dibuat oleh para pemahat patung tentang masa pembangunan candi di abad ke-9 pada masa pemerintahan Dinasti Syailendra.
 
Beberapa bagian dari relief yang berisi penjelasan oleh ara pemahat dalam bahasa Sanskerta ditemukan dalam keadaan setengah jadi. Gaya bahasa dan penulisan yang terdapat pada relief bi sadibilang cukup berbeda sehingga bisa disimpulkan bahwa relief tersebut dibuat pertengahan abad ke-9.

Pada tahun 1907 dilakukan pemugaran besar-esaran oleh seorang ahli berkebangsaan Belanda, Theodorus Van Erp dan selesai pada tahun 1911. Pemugaran tersebut memberikan perubahan yang cukup berarti pada candi dan pastinya dalam penjagaan yang ketat selama masa pemugaran. Namun demikian banyak bagian bagian candi yang tidak diletakkan kembali pada posisi semula.

UNESCO mengirimkan salah seorang ahlinya berkebangsaan Belgia pada tahun 1959 untuk melakukan uji kelayakan terhadap candi Borobudur. Pada uji kelayakan tersebut disimpulkan bahwa kerusakan utama candi Borobudur disebabkan oleh air dan harus segera dilakukan pencegahan agar candi bisa bertahan lama di masa mendatang. Bagian bukit yang berada di bawah candi juga mengalami erosii sehingga menjadikan pondasi candi tidak kuat, begitupula dengan relief-relief di bagian bawah.

Persiapan pemugaran dilakukan pada tahun 1963 yang mana pada saat itu berhasil disimpulkan bahwa bukit di mana candi Borobudur dibangun bukanlah sebuah bukit natural, namun demikian area di sekitar bukit merupakan tanah berlempung (tanah liat) yang bercampur dengan bebatuan dan kerikil. Setelah melakukan penelitian awal mengenai struktur bangunan candi, diperkirakan bahwa pemugaran akan diakukan dalam skala esar. Pemerintah Indonesia mengajukan proposal kepada UNESCO pada tahun 1958 dengan menekankan hal-hal penting yang perlu diakukan untuk pemugaran candi Borobudur.

UNESCO memberikan dukungan penuh dan memulai penggalangan dana untuk pemugaran candi Borobudur.selama masa pemugaran dari tahun 1968 hingga 1983. UNESCO memiliki kewenangan penuh untuk segala macam bentuk penelitian. Para ahlli dari berbagai belahan dunia berdatangan untuk melakukan pembongkaran dan pemasangan kembali bagian-bagian candi. Para ahli tersebut juga berhasil menemukan cara untuk mencegah mikroorganisme yang merusak batuan candi. Candii Borobudur tercatat di UNESCO pada tahun 1991.

Jalur Kayu Manis
Pada tahun 1982 seorang pria berusia 21 tahun berkebangsaan Inggris mengunjungi candi Borobudur dengan niatan mempelajari relief yang menghiasi candi Borobudur. Dia berada di Indonesia untuk mempelajari kapal-kapal tradisional dan tradisi bahari Indonesia. Philip merupakan bekas anggota angkatan laut Inggris. Philip berhasil menemukan 10 (sepuluh) panel menceritakan tentang kapal laut, sebagian merupakan perahu dayung sedangkan lainnya memiliki 3 (tiga) buah tiang kapal dengan bentuk layar persegi panjang miring. Pria berkebangsaan Inggris ini menyimpulkan bahwa kapal Borobudur bisa jadi merupakan salah satu kapal yang melewati jalur terkenal yang menghubungkan Indonesia dan Afrika ratusan abad yang lalu.

Jalur Kayu Manis Via Borobudur.co.id

Jalur kayu manis menghubungkan Indonesia melalui samudera Hindia sampai ke Seychelles, Madagaskar, Afrika Selatan, sampai ke Ghana. Barang utama yang diperdagangkan serta memiliki nilai yang sangat tinggi saat itu adalah rempah-rempah.

Ketertarikan Philip Beale terhdap seni pembuatan kapal Indonesia dan kemampuan para pelayar Indonesia membuatya melakukan sebuah proyek besar, yaitu menciptakan sebuah kapal tradisional lalu berlayar mengarungi rute Kayu Manis. Kapal tersebut saat ini berada di sebuah ruangan khusus di dalam Situs Arkeologi Borobudur di Museum Kapal Borobudur.

Lalitsvistara
Pada bagian atas Rupadhatu terdapat relief yang meneritakan tentang kehidupan Budha Gautama. Relief tersebut bernama Lalitavistara. Relief tersebut menceritakan tentang biograpi Budha Gautama dari awal kelairannya di Lumbini Garden (Nepal). Ibu Sidharta Gautama bernama Maya Dewi yang akhirnya meninggal tepat satu minggu setelah melahirkan.

Setelah beranjak dewasa, Sidharta menikah dengan seorang putri bernama Puteri Gopa. Pada suatu hari Sidharta keluar dari istana dan mendapati beberapa fenomena ganjil yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Orang buta yang sakit, orang yang meninggal, serta seorang pendeta. Setelah melihat fenomena tersebut akhirnya Sidharta memutuskan untuk meninggalkan istana dan menjadi seorang pertapa (wanaprasta).

Ketika menjadi serang pertapa Sidharta menjadi pengikut beberapa guru terkenal seperti Brahmapani, Rydraka, Arada Kapala serta 5 (lima) pertapa terkenal lainnya. Namun demikian Sidharta merasa tidak puas dengan apa yang telah diajarkan oleh para guru-gurunya. Sidharta akhirnya memutuskan untuk bertapa di bawah pohon Bodhi di kota Bodh Gaya India. Di sanalah dia mendapatkan pencerahan dan menjadi Bodhi Sidharta kemudian merubah namanya menjadi Budha Gautama.

Pada bagian atas terdapat stupa Arupadhatu yang berdiameter 16.20 meter dengan tinggi 12.8 meter. Pada masa pemugaran pertama oleh Theodorus Van Erp ditemukan sebuah patung pada stupa utama. Posisi setiap patung berjauhan dengan patung yang lainnya. Pembuatan patung tersebut diperkirakan sebagai representasi bentuk tertinggi immaterial. Patung tersebut bernama Adhi Budha dan bisa dijumpai di museum di halaman candi Borobudur.

Candi Borobudur memiliki pintu masuk berjumlah 2 buah serta enam buah pintu gerbang di setiap sisinya untuk menuju ke stupa utama. Hiasan yang berada di bagian awah tidak utuh, hanya tersisa bagian kepala. Bentuk dari ke empat pintu gerbang serupa. Pintu masuk candi Borobudur ini disebut pintu ‘Dahsyat menuju Nirwana'.
Narasi Cerita Relief Candi Borobudur Via Borobudupark.co.id

Macam Posisi Patung Budha di Candi Borobudur Via Borobudurpark.co.id

Peta Wilayah Candi Borobudur Via Borobudurpark.co.id

Ayo temukan Candi Borobudur di aplikasi Googlemaps, sekarang juga :)




PT. TAMAN WISATA CANDI
BOROBUDUR, PRAMBANAN & RATU BOKO (PERSERO)

Jl. Raya Yogya- Solo km 16 Prambanan Yogyakarta 55571
Telp, 0274 496 402
corporate@borobudurpark.co.id

Disclaimer: Images, articles or videos that exist on the web sometimes come from various sources of other media. Copyright is fully owned by the source. If there is a problem with this matter, you can contact

Trending