Siang itu cuaca di Jogja sangat cerah dan panas, rupanya sang mentari terlalu bersemangat pada siang itu. Menyinari bumi di alam semesta ini dengan gagahnya. Semuanya menerima sinarnya ketika siang hari. Mentari silih bergantian tugas dengan rembulan di malam hari.
Bakso tusuk via @pentolgila |
Bumbu rempah yang 'Nekat via @pentolgila |
Sobat dipastoria Pada siang itu ketika berada di bawah pohon nan rimbun, dengan membawa kertas brosur pamflet sebuah mesin absensi terkenal di bumi Indonesia. Waktu, itu saya sedang berada di salah satu destinasi kuliner wisata di Bantul, yakni Waroeng Pohon Sewon Bantul. Untuk lokasinya dan alamatnya bisa dicek di googlemaps, ada kok. :)
Tiba-tiba handphone berdering pertanda ada panggian masuk, oh… rupanya berasal dari owner salah satu jajanan 'ngehits di Jogja saat ini. Mas Abit, sang owner dari bakso tusuk dengan brand ‘Pentolgila. Sekilas cadas sekali nama i bakso tusuk ini, antara kata ‘pentol dan ‘gila, kalau pentol ya sih bisa dimaklumin,lha kalau yang gila ini yang belum bisa saya pahami. Mas Abit dengan kendaraan Mio NMAX warna putih menjelaskan bahwa dengan brand ‘pentolgila terlihat lebih menjual dari nama sebelumnya, dan cenderung masyarakat ebih suka dengan kata ‘Gila. (ah saya enggak tuh). Selain itu juga mudah ditulis dan diucapkan dengan lidah khas Jogja.
Logo Pentol Gila yang Meriah via @pentolgila |
"Membuat orang penasaran, dan mudah menghipnotis,” ujar mas Abit pede.
Waktu itu saya mencoba bakso tusuk satu bungkus, dengan isi 10 tusuk. Masing-masing tusuk ada 4 butir bakso dengan ukuran yang mantap jiwa. Ukurannya cukup besar menurut ukuran bakso tusuk ukuran standar. Dibalut dibungkus dengan platik mika bening, sehingga tampak luar sungguh menggoda lidah manusia.
Ah, bikin baper eh laper :) |
Ada juga kemasan dengan menggunakan plastik via @pentolgila |
Bumbu khas rempah yang kuat, so pasti jadi nikmat via @pentolgila |
Mengenai rasanya jangan salah, aroma bakso bakar dan khas rempahnya yang kuat. Bahkan ketika kemasan dibuka kali pertama akan menyeruak bau khas rempah-rempah. Ah…sedapnya bossss! Tekstur dari dagingnya terasa sekali, kasar namun tak kujumpai tulang beluang dalam butiran bakso itu. Lembut empuk dan terasa kenyal dilidah, tentunya hot dan pedas karena bakso sudah dilumuri bumbu dengan mantap. Maknussss broeeeee!!!
Saya mengambil beberapa tusuk saja sudah kenyang perut, wajar karena memang volume perut ini diciptakan untuk makan dalam versi yang sedang-sedang saja. Hahaha :)
Ternyata ada cerita perjuangan hebat dari Mas Abit, beliau menceritakan bahwa bermula sejak tahun 2012 silam. Kala itu ada cewek sebut saja Listia Anggarini mahasiswi STIE YKPN Babarsari memberanikan diri untuk membuat usaha bakso, ya berbekal dari resep orangtuanya dimulailah usaha bakso/ pentol, dan mulai dititipkan di Kopma (Koperasi Mahasiswa) STIE YKPN.
Seiring dengan perkembangan akhirnya Listia bisa menemukan bumbu khas rempah yang mantap di lidah dan rasanya pas sekali dengan warga Jogjakarta. Lalu pentol dengan bumbu khas rempah inilah kali pertama dititipkan di STIE YKPN dan Plaza Ngasem, pas pasar sedang bagus jadi cepet ludes terjual. Kemudian mas Abit dan Listia (kala itu masih pacaran) mulai melobi tempat potensial seperti UPN, UII, Condongcatur, UIN, UAD, Atmajaya, Amiko, AKPRIND dan beberapa tenongan daerah Babarsari. Seperti biasa ketika melobi, ada yang menerima tentu juga ada yang menolak. Namun mereka berdua tak patah semangat, mereka tetap mencari tempat-tempat potensial yang lainnya. Keren!
Singkat cerita akhirnya mas Abit dan Listia menikah, nah dapat bocoran kalau biaya nikahnya dari tabungan yang terkumpul dari usaha mereka tersebut, senang sekali rasanya, “ ujar mas Abit menceritakan kisah perjuangannya.
Keluarga baru, cita-cita baru, dan tentunya semangat harus baru. Untuk tahap awal Rumah Produksi I, berada di Segoroyoso kami serahkan pasarnya kepada orangtua. Dimulailah pasaran baru dan mulai melobi lobi, iklan demi iklan untuk pengembangan dan penguatan brand produk. Sedikit-demi sedikit ditekuni dan terbentuklah pasar, prospek sampai sekarang.
Saya mengambil beberapa tusuk saja sudah kenyang perut, wajar karena memang volume perut ini diciptakan untuk makan dalam versi yang sedang-sedang saja. Hahaha :)
Ternyata ada cerita perjuangan hebat dari Mas Abit, beliau menceritakan bahwa bermula sejak tahun 2012 silam. Kala itu ada cewek sebut saja Listia Anggarini mahasiswi STIE YKPN Babarsari memberanikan diri untuk membuat usaha bakso, ya berbekal dari resep orangtuanya dimulailah usaha bakso/ pentol, dan mulai dititipkan di Kopma (Koperasi Mahasiswa) STIE YKPN.
Seiring dengan perkembangan akhirnya Listia bisa menemukan bumbu khas rempah yang mantap di lidah dan rasanya pas sekali dengan warga Jogjakarta. Lalu pentol dengan bumbu khas rempah inilah kali pertama dititipkan di STIE YKPN dan Plaza Ngasem, pas pasar sedang bagus jadi cepet ludes terjual. Kemudian mas Abit dan Listia (kala itu masih pacaran) mulai melobi tempat potensial seperti UPN, UII, Condongcatur, UIN, UAD, Atmajaya, Amiko, AKPRIND dan beberapa tenongan daerah Babarsari. Seperti biasa ketika melobi, ada yang menerima tentu juga ada yang menolak. Namun mereka berdua tak patah semangat, mereka tetap mencari tempat-tempat potensial yang lainnya. Keren!
Singkat cerita akhirnya mas Abit dan Listia menikah, nah dapat bocoran kalau biaya nikahnya dari tabungan yang terkumpul dari usaha mereka tersebut, senang sekali rasanya, “ ujar mas Abit menceritakan kisah perjuangannya.
Keluarga baru, cita-cita baru, dan tentunya semangat harus baru. Untuk tahap awal Rumah Produksi I, berada di Segoroyoso kami serahkan pasarnya kepada orangtua. Dimulailah pasaran baru dan mulai melobi lobi, iklan demi iklan untuk pengembangan dan penguatan brand produk. Sedikit-demi sedikit ditekuni dan terbentuklah pasar, prospek sampai sekarang.
Lalu Rumah Produksi II berada di dusun Tilaman Wukirsari Imogiri Bantul, Jalan Makam Raja-Raja Imogiri, polsek Imogiri belok ke kiri 500 meter, kanan jalan ada bangunan bercat merah depan rumah ada gasebonya. Saat ini juga ada beberapa reseler aktif dibeberapa tempat seperti Kopma STIE YKPN, Kopma FE UII, UPN, UGM, Plaza Ngasem Bu Warni, Tenongan Bu Tris, UNY, UGM, AA YKPN, Share mart UII, FK UII, Arsitek UII, BSM, Bukopin Jakal, Tenongan Pogung, stand depan Chacha Milktea Tamsis, dan beberapa tempat lainnya dengan brand ‘pentolgila.
Untuk harga jelass sangat bersahabat harga pasaran pentol khas rempah Rp2500-- Rp3000, tentunya juga bisa menerima pesanan untuk acara khusus dengan harga bersahabat dong.
Ohya, bisa dikepoin aja di akun instagram nya @pentolgila selamat berburu kuliner dan selamat ketagihan yak :) atau bagi para mahasiswa yang ingin menjaadi reseller bisa kok, langsung japri aja yak sob? Selamat berjuang!
Untuk harga jelass sangat bersahabat harga pasaran pentol khas rempah Rp2500-- Rp3000, tentunya juga bisa menerima pesanan untuk acara khusus dengan harga bersahabat dong.
Ohya, bisa dikepoin aja di akun instagram nya @pentolgila selamat berburu kuliner dan selamat ketagihan yak :) atau bagi para mahasiswa yang ingin menjaadi reseller bisa kok, langsung japri aja yak sob? Selamat berjuang!
Bekerja sambil menyantap pentolgila :) |